Di zaman sekarang ini, di antara kata yang paling sering disalahartikan dalam Islam adalah kata Jihad, baik disalahartikan oleh orang non-muslim ketika menerjemahkan arti jihad dalam Islam, maupun kesalahpahaman arti jihad oleh muslim sendiri ketika mempraktekkan jihad dalam kehidupan mereka.

arti jihad menurut al-Quran dan al-hadits

Sebagian besar non-muslim, berpikir bahwa perang yang dilakukan oleh umat Islam di manapun, entah apapun tujuan perang itu dilakukan, baik demi untuk keuntungan pribadi, kekuasaan politik, kekuatan kelompok, dan lain sebagainya adalah Jihad dalam persepsi mereka.

Etimologi Jihad
Jihad dalam bahasa arab berasal dari kata jahada yang berarti berjuang atau berusaha. Menurut Dr. Zakir Naik, Jihad bukanlah perang orang Islam di manapun. Dalam konteks Islam, jihad berarti berjuang dan berusaha melawan kecendrungan jahat dalam diri sendiri. Jihad dapat berarti berjuang dan berusaha untuk membuat masyarakat menjadi lebih baik. Jihad juga bisa dimaksudkan sebagai bentuk perjuangan dan usaha melawan penindasan. Jihad juga berarti berjuang dan berusaha dengan berperang demi melindungi diri sendiri dari kejahatan. Intinya jihad adalah berjuang dan berusaha.

Seperti berjihad melawan kemalasan dalam beribadah, berjihad melawan sifat malas dan rasa kantuk yang sangat berat ketika ada perintah Allah untuk menjalankan ibadah sholat subuh, berjihad mengeluarkan zakat, infaq, sedekah, ketika mendapatkan harta berlebih dll.

Jihad di Kalangan Non-Muslim
Banyak orang berpikir, bahwa jihad hanya dilakukan oleh muslim saja. Namun sebenarnya, ada beberapa ayat dalam al-Qur`an yang menjelaskan bahwa non-muslim pun berjihad.

Allah berfirman dalam al-Qur`an di surah Luqman [31:14]:

وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (١٤)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanyalah kepada-Ku  kembalimu

(Ayat ini juga sebagai salah satu di antara ayat yang memberikan indikasi bahwa al-Quran tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang muslim (sudah memeluk agama Islam) saja, tapi juga diperuntukkan kepada siapa saja (non-muslim) sebagai panduan cara yang benar untuk menemukan jalan yang benar.

Lalu berikutnya di surah Luqman [31:15]

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (١٥)

Dan jika keduanya memaksamu (cek kosa kata: jaahadaaka: جَاهَدَاكَ) untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

(dalam ayat ini, al-Qur`an memberikan panduan kepada muslim untuk tidak menaati atau mengikuti ajakan orang tua mereka yang non-muslim yang berjuang dan berusaha untuk membuat anak-anak mereka menyembah yang lain selain Allah (syirik), namun mereka diperintahkan untuk memperlakukan ortu mereka dengan baik.

Kalimat yang sama diulang lagi di surah al-Ankabut [29:8-9]

وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا وَإِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٨) وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُدْخِلَنَّهُمْ فِي الصَّالِحِينَ

Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu (cek kosa kata: jaahadaaka: جَاهَدَاكَ) untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka pasti akan Kami masukkan ke dalam (golongan) orang yang saleh

Jihadnya orang yang mengajak mempersekutukan Allah atau perbuatan buruk lainnya disebut Jihad Fi Sabilisy-Syaithon (Jihad di jalan Setan). Adapun jihad bagi seorang muslim adalah jihad fi sabilillah (jihad di jalan Allah). Normalnya, kata jihad dalam Islam diterjemahkan sebagai berjuang dan berusaha di jalan Allah.

Jihad Yang Difahami Kalangan Orientalis
Hampir semua orientalis, menerjemahkan jihad sebagai perang suci (perang atas nama agama), dan sayangnya, banyak orang yang dianggap sebagai Ulama juga menerjemahkan jihad sebagai Perang Suci (dalam kondisi yang ekstrim) dan diikuti oleh murid-murid mereka. Padahal perang suci, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Arab adalah Harbun Muqoddasah, dan jika anda membaca al-Qur`an keseluruhan 30 Juz, maka anda tidak akan menemukan kata Harbun Muqoddasah. Demikian juga tidak akan pernah anda temukan dalam hadis Rasulullah disebutkan perkataan: Harbun Muqoddasah (Perang Suci).

Jika kita belajar sejarah, maka kita akan menemukan bahwa kata: perang suci pertama kali digunakan untuk mendefinisikan PERANG SALIB yang dilakukan oleh umat nasroni (Kristen). Menurut sejarah, beberapa abad yang lalu, tentara salib kristen melakukan pemaksaan dan pembunuhan puluhan ribu umat manusia atas nama kekristenan (perintah paus di masa itu). Jika anda membaca sejarah yang benar, maka anda akan menemukan bahwa jumlah manusia yang terbanyak dibunuh adalah atas nama kekristenan atau atas nama perang suci (perang demi agama).

Di zaman sekarang, sebagian besar orientalis menerjemahkan kata JIHAD Islam (dari bahasa Arab) dengan terjemahan yang semakna dengan apa yang dilakukan oleh tentara perang salib kristen, yaitu perang suci. Fundamentalis pertama kali menggunakan kata Perang Suci untuk menggambarkan bagaimana tentara kristen di masa perang salib, namun sekarang istilah kata perang suci itu disamakan dengan arti JIHAD bagi umat Islam dengan makna negatif suka berperang, membunuh, membantai, dan makna negatif lainnya.


Arti Jihad Menurut Al-Qur`an
Jihad tidak diartikan sebagai perang suci , melainkan berjuang dan berusaha, walaupun itu bukanlah perjuangan dan usaha dalam pertempuran di medan laga.

Cara terbaik untuk memahami kata jihad adalah dengan memahami apa yang dikatakan oleh kitab suci umat islam tentang kata jihad itu sendiri, yaitu al-Qur`an dan al-Hadits (shohih).

Ketika kita membaca al-Qur`an, maka kita akan tahu, disebutkan dalam surah al-Hajj [22:78]:

وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ

Dan berjihadlah kamu (cek kosa kata: wa-jaahiduu: وَجَاهِدُوا) di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah shalat (selalu), tunaikanlah zakat, dan berpegang teguhlah kepada Allah. Dialah Pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.

Allah juga berfirman dalam Surah at-Taubah [9:20-22]:

الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ (٢٠) يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَرِضْوَانٍ وَجَنَّاتٍ لَهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُقِيمٌ (٢١) خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ (٢٢) 

Orang-orang yang beriman dan berhijrah ( وَهَاجَرُوا) serta berjihad (cek kosa kata: wa-jaahaduu: وَجَاهَدُوا) di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan. Tuhan menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat, keridhaan, dan surga. Mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, di sisi Allah pahala yang besar.

Disebutkan juga dalam Surah al-Ankabut [29:6]:

وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ (٦)
dan barang siapa yang berjihad (berusaha dan berjuang di jalan Allah) (cek kosa kata: jaahada: جَاهَدَ), maka sesungguhnya, jihadnya itu (cek kosa kata: yujaahidu: يُجَاهِدُ) adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta.

Jadi, jika anda berjuang di jalan Allah (berjihad), maka manfaatnya untuk diri anda sendiri, bukan untuk Allah, sebab Allah tidak membutuhkan bantuan apapun dari makhluk-Nya, dan memang Allah itu terbebas dari semua kebutuhan, untuk itu Allah itu maha terpuji lagi maha kuasa.

Arti Jihad Menurut al-Hadist
Dalam hadis shohih Bukhori Vol. 4, Kitab Jihad, hadits nomor 46, Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullal SAW bersabda: orang yang berjihad di jalan Allah, dan Allah maha mengetahui siapa yang berjihad (berjuang dan berusaha di jalan Allah). Bagaikan orang yang terus menerus berpuasa dan melaksanakan sholat dan Allah telah menjanjikan surga baginya jika dia terbunuh di medan perang atau Allah mengembalikannya dengan selamat dengan pahala dan harta rampasan perang.

Disebutkan dalam Shohih Bukhori Vol. 4, Hadits Nomor 2784 Hazrat Aisyah Radhiallahu Anha (Istri Rasulullah SAW), bertanya kepada Rasulullah: Dapatkah aku bergabung dalam jihad? Dan Rasulullah SAW menjawab: Haji Yang Sempurna Adalah Jihad Yang Terbaik untukmu.

Disebutkan dalam shohih bukhori hadits nomor 5972, seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, Dapatkah Aku Pergi Berjihad? Rasulullah bertanya kepadanya, Apakah kau mempunyai orang tua? Dia (orang itu) menjawab Ya. Kemudian Rasulullah berkata: Bagimu, melayani orang tuamu adalah jihad

Disebutkan dalam Sunan Nasa`i, hadits nomor 4209, seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW: Jihad manakah yang terbaik? Dan Rasulullah menjawab: Jihad terbaik adalah seseorang yang berbicara kebenaran melawan penguasa yang dzalim.

Disebutkan dalam Shahih ibn Hibban hadits nomor 4682, bahwa Rasulullah SAW bersabda, seorang Mujahid adalah orang yang berjuang dan berusaha melawan hawa nafsunya sendiri untuk ALLAH. Dan Muhajir adalah orang yang migrasi dari kebatilan menuju kebenaran. (baca juga: Surah at-Taubah [9:20-22])

Berdasarkan beberapa hadis di atas, dapat diketahui bahwa makna jihad tergantung situasi yang sedang terjadi dan sangat diperlukan, namun intinya adalah berjuang dan berusaha keras dalam menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya

Lainnya:
Empuk, Sedap Banget Dikunyah Enak