SORAYA.web.id, Pernahkan anda menggunakan layanan PT Pos Indonesia? Seberapa sering anda menerima dan mengirim paket barang via pos tiap bulan?


Sekilas Tentang PT Pos Indonesia
Jasa pengiriman via Pos di wilayah Indonesia sudah ada sejak tahun 1602 pada saat VOC menguasai bumi nusantara ini. Pada saat itu, perhubungan pos hanya dilakukan di kota-kota tertentu yang berada di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Surat-surat atau paket-paket pos hanya diletakkan di Stadsherbrg atau Gedung Penginapan Kota sehingga orang-orang harus selalu mengecek apakah ada surat atau paket untuknya di dalam gedung itu.1

Kantor Pos pertama didirikan oleh Gubernur Jenderal G. W. Baron Van Imhoff di Batavia (Jakarta) pada tanggal 26 Agustus 1746. Saat ini, Pos Indonesia telah menjadi salah satu dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos.
Tonton Juga:
Bentuk badan usaha Pos Indonesia merupakan perseroan terbatas dan sering disebut dengan PT. Pos Indonesia. Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1995.

Peraturan Pemerintah tersebut berisi tentang pengalihan bentuk awal Pos Indonesia yang berupa perusahaan umum (perum) menjadi sebuah perusahaan (persero). Saham Pos Indonesia sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.

Saat ini PT Pos Indonesia yang berkantor pusat di Bandung Jawa Barat, tidak hanya melayani jasa pos dan kurir, tetapi juga jasa keuangan, yang didukung oleh titik jaringan sebanyak ± 4.000 kantor pos dan 28.000 Agen Pos yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Soraya Gadis Berjilbab Biru di Kantor Pos Indonesia area CiputatSoraya di Kantor Pos Indonesia Area Ciputat

Masa Suram PT. Pos Indonesia
Menurut Suhendra melalui Tirto.id, periode 2000-2008 merupakan masa paling suram dari bisnis PT Pos Indonesia. Bisnis surat pos pada periode itu menurun drastis. Maraknya layanan pesan singkat (SMS) melalui ponsel dan internet telah menggantikan peran “Pak Pos”.2

Berdasarkan hasil Studi Kasus Turn-Around BUMN oleh marketeers.com: PT Pos Indonesia Pada tahun 2004-2008 telah merugi hingga 606,5 miliar. Termasuk ketika Pak Ketut masuk Pos Indonesia pada tahun 2008, Pos Indonesia sedang merugi Rp 71 miliar. Baru setelah Ketut Mardjana menjadi Direktur Utama dan melakukan Program Transformasi, Pos berubah.3
Tonton Video Lainya:
Pos Indonesia mulai berubah setelah adanya liberalisasi bisnis pos melalui UU N0. 38 Tahun 2009 tentang pos. Transformasi bisnis pun dilakukan dengan menjadikan dirinya sebagai perusahaan induk dengan membentuk enam anak perusahaan, merevitalisasi bisnis inti dan mengembangkan bisnis baru. Pos Indonesia mulai masuk ke bisnis ritel, properti dan asuransi. Selain itu, sejak 2013 juga melayani jasa pengelolaan dan penyewaan perkantoran serta ruang MICE (meeting, incentive, convention, exhibition).

Persaingan Bisnis Pos
Berkaitan dengan bisnis pengiriman surat dan paket untuk area Indonesia dan luar negeri, saat ini tidak hanya disediakan oleh PT Pos Indonesia, tapi juga telah disediakan oleh berbagai perusahaan swasta yang banyak bermunculan bergerak dalam bisnis ekspedisi pos dan menawarkan layanan sejenis (mungkin lebih cepat dan lebih aman?). Sebut saja di antaranya seperti TIKI, JNE, Fedex, J&T Express, SiCepat, Pandu Logistics, Pahala Express, First Logistic, dan puluhan lainnya.

Keberadaan berbagai perusahaan swasta tersebut, sedikit ataupun banyak tentu saja telah mempengaruhi omset bisnis PT Pos Indonesia yang sebelumnya hanya menjadi pemain tunggal.