Satu hari, seorang murid dari Medan (sebut saja 0=nama samaran, yang sedang menjalani tarekat tertentu dari seorang mursyid/gurunya di medan), namun mungkin ia belum menemukan kepuasan dari proses suluk yang dilakukannya...sehingga beliau masih mencari tambahan pelajaran dari beberapa guru/orang lain tentang apa yang sedang dipelajarinya.

Hingga takdir Allah mempertemukannya dengan seorang guru spiritual biasa di ciputat (Sebut saja 1=nama samaran)
jalan guru tarekat
Dalam pertemuan pertama ini, 0 menceritakan kepada guru 1 tentang apa yg sedang dicarinya, dan kemudian guru 1 ini memberikannya rumus pelajaran sederhana.

Singkat cerita (Dialog)
0=Wahai Guru, aku sudah berzikir (mengamalkan laa ilaaha illallah...) 1000 kali setiap hari, selama seminggu berturut-turut. Namun batinku masih gundah gulana, pikiranku masih bertanya-tanya, mata batinku sepertinya masih terhijab..
1=Saudaraku, Rasulullah tidak mungkin berbohong dan mendustai umatnya, seutama-utamanya kalimah zikir adalah kalimah yang kau sebutkan itu, dan zikir itu menenangkan hati: Jika kau belum tenang, Mungkin kau belumlah berzikir, atau kau cuma mengingat jumlah yang 1000 itu saja....Namun begitu, Allah akan memberikanmu pahala dengan kebaikan yg telah dilakukan lisan, hati, dan akalmu karena telah mendawamkan zikir itu...bersabarlah....

0=Kalau begitu Guru, apakah cara sulukku salah..?
1=Insya Allah setiap tarikat yg mu`tabaroh telah diakui kebenarannya oleh mayoritas ulama, hanya saja seperti halnya orang yg sekolah, mungkin kau harus belajar di TK dulu, bukannya langsung ke tingkat SD, apalagi ingin langsung ke tingkat Perguruan Tinggi..

0=Jadi apa yg harus aku lakukan, Guru?
1=Teruskanlah pelajaran dan latihan zikir dari guru tarikatmu, sambil itu, perdalamlah aplikasi tauhid seperti apa yg diinginkan dalam kalimah zikir itu. Tanamkanlah zikir tauhid itu ke dalam akal, hati, jasmani dan ruhani, seluruh anggota tubuhmu..

0=Adakah pelajaran atau amalan lain yg bisa Guru berikan kepadaku?
1=Saya bukan mursyidmu, umumnya, setiap tarikat itu menutup diri (eksklusivisme: melarang muridnya yg masih awam) menerima/menjalankan metode tarikat lainnya (beda aliran), supaya murid bisa lebih fokus pada satu metode pelajaran tarikat saja yaitu dari mereka...

0=Tolonglah berikan amalan atau pelajaran kepadaku guru, sehingga aku bisa peka dengan pelajaran zikir ini?
1=Baiklah kalau begitu, sebelumnya, saya berikan kau tugas mempelajari dan mendalami 3 ayat al_Qur`an berikut ini...
(Guru 1 kemudian mencatat 3 baris ayat berikut terjemahannya pada selembar kertas dan memberikan kepada murid 0)... Silahkan pelajari ke-3 ayat ini, sebagai latihan, saya berikan tempo waktu 41 hari padamu untuk menyelesaikannya, sekaligus untuk mendeteksi apakah kau sudah layak masuk di kelas 1 SD atau masih harus di TK.

Murid 0 pun menerima lembaran kertas bertuliskan 3 ayat al-Quran itu dan pulang....yang selanjutnya mengamalkan serta mencoba memahami maksud ayat....namun kemudian, setelah 41 hari, dia juga merasa jika mengalami kesulitan mengamalkan dan menemukan rahasia dari ke-3 ayat dari guru 1 tersebut...
Murid 0 ini pun memutuskan datang utk ke-2 kalinya dan bertanya langsung ke Guru 1

Ringkasan Pertemuan ke-2

0=Guru, mengapa aku belum bisa menemukan rahasia hikmah dari ke-3 ayat yg guru berikan?
1=Mungkin cara membaca dan memahamimu yang salah

0=Saya amalkan seperti yang guru tulis di lembaran..
1=Mungkin cara membaca dan memahamimu yg belum tepat

0=Tolong jelaskan padaku guru...!!!
1=Melalui ayat yg pertama, Allah berkomunikasi dengan hatimu (qalbumu), sementara kau membacanya dengan akalmu sehingga kau menggunakan metode yg salah dalam mengamalkan ayat tersebut. Sementara itu, melalui ayat yg kedua, Allah berkomunikasi dengan akalmu, sementara kau membacanya dengan hatimu, sehingga lagi-lagi kau menggunakan peralatan yg salah, sehingga kaupun sulit menemukan rahasianya. Selanjutnya, pada ayat yang ketiga, Allah berkomunikasi pada dirimu seutuhnya sebagai manusia yang menjadi hamba Allah, sementara kau membacanya hanya dengan menggunakan sebagian dari alat-alat di tubuhmu saja, sehingga kaupun tidak pernah menemukan hikmah itu...
0=Ya Allah, ternyata aku masih bodoh, berharap cepat menjadi pintar

Lainnya:
Fungsi Akal Mampu Menemukan Allah?
Puisi Malam Tabir Hamba dan Tuhan